Pada Awalnya cake telah dikenal oleh bangsa Mesir kuno. Cara pengolahan serta bahan-bahannya sangat sederhana dan dibuat untuk keperluan upacara-upacara keagamaan.
Sekarang ini mutu dan rasa cake maupun pastry telah jauh
berbeda. Dengan wawasan yang makin berkembang manusia menambahkan dan
mencampurkan macam-macam bahan dan aroma sehingga sekarang ini cake begitu luas
variasinya.
ROTI berasal dari negara Mesir kuno ribuan tahun lampau.
Orang Mesir kuno mengolah tepung gandum menjadi roti gepeng yang dipanggang
diatas batu yang dipanaskan. Orang-orang Yunani dan Romawi kemudian membuat
roti dengan cara dan bahan khas daerah setempat.
Pada abad pertengahan, di Eropa mulai dikembangkan cara
pembuatan roti yang lebih modern, seperti misalnya roti menjadi lebih harum dan
lembut karena diperkaya dengan susu dan kuning telor. Dan kini roti dibuat oleh
bakery atau pabrik roti dengan peralatan modern.
Jenis rotipun ada banyak macamnya, ada yang kecil hingga
besar, ada yang empuk ada yang keras luarnya tetapi empuk dalamnya, ada yang
gepeng ada yang besar mengembang. Campurannya pun aneka macam ada
kismis,coklat, buah kering, keju vla dan masih banyak lagi
Namun, ada banyak macam cake yang kemunculannya tidak
diketahui. Atau bisa dikatakan resep turun temurun dari jaman dahulu kala yang
tidak sengaja tercipta. Sehingga sulit ditelusuri siapa gerangan sang pencipta
atau si empu-nya yang mempopulerkan kue hasil kreasinya. Nah, beruntung bagi
beberapa kue berikut yang ternyata punya kisah menarik yang berhasil terekam, sehingga
bisa kita simak bagaimana mereka tercipta.
Muffin
Banyak yang terkecoh antara muffin dengan cupcake. Sekilas dari bentuknya memang mereka sama karena memakai cetakan yang sama yakni berbentuk cangkir namun sebenarnya bisa dikatakan muffinlah sebagai saudara tua. Sebabmuffin tercipta pada abad ke-18 sementara cupcake lahir satu abad setelahnya.Muffin sendiri berasal dari kata moufflet, sebuah kata perancis kuno untuk menamakan jenis roti yang berarti lembut. Di Inggris nama muffin sendiri belum diketahui asal usulnya namun ada kemungkinan berasal dari bahasa German muffe yang berarti kue. Kata tersebut dipublikasikan di Inggris pada tahun 1703 dan Hannah Glasse di tahun 1747 yang menuliskan resep muffin di buku resepnya. Kenapa muffin bagian dari roti padahal teksturnya lembut seperti cake? Penjelasannya, muffin memang turunan dari roti dimana adonan muffin aslinya memakai ragi sebagai pengembang persis seperti roti. Di Inggris adonan ini juga dipakai untuk membuat crumpets (bentuk English muffin yang pipih, namun crumpets lebih ke arah pancake). Muffin mulai popular seabad kemudian ketika makanan ini mulai tersaji pada saat acara minum teh (tradisi kuno orang Inggris). Biasanya dinikmati di musim dingin bersama dengan secangkir teh panas, dan biasanya dilengkapi dengan mentega dan dimakan dengan selai. Di era victoria, muffin dijajakan oleh penjual kue di jalanan di atas baki makanan. Mereka meletakkannya di atas kepala dengan membunyikan bel di tangan sebagai alat untuk memanggil calon pelanggan mereka.Berbeda dengan muffin versi benua lain yang justru kini lebih dikenal yakni American muffin. Mengganti ragi sebagai bahan pengembangnya dengan baking powder menjadikan muffin versi Amerika lebih moist lagi. Terkadang jika tepung gandum (terigu) jarang ditemukan di musim dingin, penduduk membuat muffin berbahan tepung jagung atau bran (semacam dedak/bekatul). Jika di Inggris muffin dijadikan pendamping minum teh, di Amerika muffin disantap sebagai sarapan atau penutup setelah makan malam.
Banyak yang terkecoh antara muffin dengan cupcake. Sekilas dari bentuknya memang mereka sama karena memakai cetakan yang sama yakni berbentuk cangkir namun sebenarnya bisa dikatakan muffinlah sebagai saudara tua. Sebabmuffin tercipta pada abad ke-18 sementara cupcake lahir satu abad setelahnya.Muffin sendiri berasal dari kata moufflet, sebuah kata perancis kuno untuk menamakan jenis roti yang berarti lembut. Di Inggris nama muffin sendiri belum diketahui asal usulnya namun ada kemungkinan berasal dari bahasa German muffe yang berarti kue. Kata tersebut dipublikasikan di Inggris pada tahun 1703 dan Hannah Glasse di tahun 1747 yang menuliskan resep muffin di buku resepnya. Kenapa muffin bagian dari roti padahal teksturnya lembut seperti cake? Penjelasannya, muffin memang turunan dari roti dimana adonan muffin aslinya memakai ragi sebagai pengembang persis seperti roti. Di Inggris adonan ini juga dipakai untuk membuat crumpets (bentuk English muffin yang pipih, namun crumpets lebih ke arah pancake). Muffin mulai popular seabad kemudian ketika makanan ini mulai tersaji pada saat acara minum teh (tradisi kuno orang Inggris). Biasanya dinikmati di musim dingin bersama dengan secangkir teh panas, dan biasanya dilengkapi dengan mentega dan dimakan dengan selai. Di era victoria, muffin dijajakan oleh penjual kue di jalanan di atas baki makanan. Mereka meletakkannya di atas kepala dengan membunyikan bel di tangan sebagai alat untuk memanggil calon pelanggan mereka.Berbeda dengan muffin versi benua lain yang justru kini lebih dikenal yakni American muffin. Mengganti ragi sebagai bahan pengembangnya dengan baking powder menjadikan muffin versi Amerika lebih moist lagi. Terkadang jika tepung gandum (terigu) jarang ditemukan di musim dingin, penduduk membuat muffin berbahan tepung jagung atau bran (semacam dedak/bekatul). Jika di Inggris muffin dijadikan pendamping minum teh, di Amerika muffin disantap sebagai sarapan atau penutup setelah makan malam.
Mungkin ketika orang cukup jenuh dengan muffin yang memang
dirasa kurang manis dan menarik, maka ketika itulah ide menciptakan cupcake
tercetus. Sejarah cupcake bermula di Amerika Serikat pada abad ke-19 (seabad
setelah kemunculan muffin). Namun kisah lain merekam sejarah kehadiran cupcake
pertama kali pada buku resep milik Amelia Simms yang menulis resepnya di
American Cookery, mereferensikan resep kue yang dipanggang di cangkir kecil.
Nama cupcake sendiri masih diperdebatkan dari mana
munculnya. Entah dari pemakaian bahan yang ditakar menggunakan cangkir atau
dari pemakaian cetakan yang memang menggunakan cangkir teh.
Satu hal yang cukup jelas adalah pengejaan namanya. Jika
menyebutnya sebagai cupcake, maka artinya menjadi satu jenis cake yang bahan
bakunya diukur berdasarkan volume cangkir. Sementara jika mengejanya menjadi
cup cake (dengan spasi) itu berarti kue kecil yang seukuran cangkir teh.
Padahal cupcake sempat diberi nama 1234 cake yang berarti 1 cangkir mentega, 2
cangkir gula, 3 cangkir tepung terigu, dan 4 butir telur. Begitu sederhananya
bahan cupcake membuat kue ini semakin cepat popular. Bahkan hingga kini cupcake
makin mempercantik diri dengan berbagai macam hiasan menarik. Fakta
mencengangkan tercatat di Amerika Serikat, tanah kelahiran cupcake, salah satu
toko kue di New York yaitu Crumbs melaporkan telah memperoleh pendapatan dari
cupcake saja sebesar 23,5 juta dollar dalam waktu satu tahun. Ini membuktikan
cupcake memang fenomenal membuat manisnya cupcake mendunia.
Sejarah kue ini mirip dengan cupcake yang tercipta dari
cara menakar bahan-bahannya. Pound cake atau di Indonesia dikenal dengan
sebutan kue bolu juga tercipta berdasarkan takaran bahannya. Yakni dibuat
dengan rasio 1:1:1:1 (tepung, mentega, telur, dan gula) dengan berat 1 pon
(pound). Kenapa takaran kue ini banyak, jawabnya dahulu kue ini memang kue yang
disajikan khusus untuk disantap bersama seluruh keluarga. Tak aneh jika kue ini
besar bukan?
Awalnya pound cake muncul pada hidangan keluarga Eropa
Utara pada awal tahun 1700-an. Kemudian pada pertengahan tahun 1800-an resep
kue pound mulai sedikit menyimpang dari rumus aslinya. Sekitar tahun 1851 Eliza
Leslie, seorang penulis yang menciptakan resep baru pound cake dengan versi
lebih ‘ringan’ (sekarang dikenal sebagai sponge cake). Setali tiga uang dengan
pendapat Leslie, James Villas juga menerbitkan ulasan yang sama tentang pound
cake. Dikatakan bahwa resep pound cake harus berubah mengingat takaran tepung
terigu di dalam resep asli tidaklah sesuai. Kini, perkembangan teknologi
membantu orang menggunakan pengukuran yang tepat.
Dari resep asli pound cake yang sudah mulai berevolusi,
mulai banyak resep-resep kue baru lainnya yang memakai pound cake sebagai
base-nya. Misalnya rainbow cake, red velvet, ombre cake dan lainnya yang
memakai resep pound cake dengan penambahan pewarna. Atau dengan kreasi lain
seperti bolu gulung, baumkuchen dan swiss roll yang dibuat dari resep pound
cake modifikasi (sponge cake).
Brownies
Berbeda dengan kebanyakan kue pada umumnya yang diharapkan
mengembang pada saat dipanggang. Brownies justru sebaliknya ‘dibiarkan’ padat
dan bantat. Kesengajaan ini memang difokuskan untuk mengangkat sensasi cokelat
yang terkandung di dalamnya. Maklum pada saat brownies tercipta pada abad
ke-19, industri cokelat di Amerika Serikat tengah meningkat tajam. Sehingga
tercetus ide untuk membuat kue dengan limpahan cokelat yang banyak. Bukan
permen cokelat atau biskuit cokelat tapi memang kue cokelat yang takaran
cokelatnya lebih banyak dari bahan lain dalam resep kue ini.
Citarasa brownies yang benar-benar kaya akan cokelat
menjadikan kue satu ini langsung naik daun disaat pertama kali kemunculannya.
Bukan hanya makanan elit untuk kalangan menengah ke atas dan bangsawan, namun
dikonsumsi umum sampai ke kalangan bawah sekalipun.
Namun beredar pula kisah lain terciptanya brownies, konon
seorang koki lupa memasukkan bahan kue pengembang yang disebut baking powder
dalam resep adonan pound cake cokelatnya. Alhasil setelah dikeluarkan dari oven
hasilnya tidak sesuai harapan. Pound cake cokelat yang harusnya lembut, tebal,
dan banyak berpori, menjadi bantat, padat dan sedikit basah. Kendati demikian
kandungan cokelat yang banyak tadi membuat kue tetap terasa lezat, sehingga si
koki urung membuang kue tersebut.
Resep awal brownies adalah tepung, mentega, gula, telur,
coklat yang telah dilelehkan, serta kacang almond. Hal ini menjadi fakta
sejarah bahwa resep dasar brownies tidak pernah berubah sejak ratusan tahun
lalu. Kini perkembangan dunia pastry makin mengesankan, brownies pun ikut
mempercantik diri dengan beragam modifikasi. Tak hanya dipanggang namun juga
dikukus dengan tambahan bahan-bahan lain dan rasa baru.
Segudang cerita mengisahkan terciptanya tiramisu. Berbagai
versi memiliki kisah menarik sendiri. Kisah tentang terciptanya tiramisu di
Kota Sienna, Italia, menjadi kisah yang paling dipercaya. Konon, ketika itu
abad ke -19 seorang koki ditugaskan membuat hidangan mewah dalam rangka
menyambut bangsawan Cosimo de Medici III (1642-1723) ke kota tersebut. Versi
awal tiramisu adalah zuppa de ducca (sup bangsawan), karena teksturnya yang
encer seperti sup (campuran mascarpone cheese dan double cream serta dilapisi
dengan biskuit yang telah dicelup ke dalam kopi kental). Lantas resep itu
dibawa sang bangsawan ke Florencia. Dan akhirnya menjadi hidangan popular di
kalangan pelaut dengan nama zuppa Inglese nama yang merupakan cikal bakal dari
English Trifle.
Kisah penamaan tiramisu juga unik, masih terkait dengan si
bangsawan tadi yang mendapat kehormatan mencicipi jenis dessert baru kala itu.
Terkejut dengan rasanya yang sangat lezat, sontak meluncur kalimat
‘tih-ruh-mee-SOO’ yang berarti 'carry me up' atau dalam bahasa Indonesia
berarti ‘jemputlah aku atau ambilah aku’.
Namun apapun ceritanya, resep klasik dessert ini dibuat
dari biskuit savoiardi atau lady's finger yang disusun dan dilapisi dengan
adonan yang terbuat dari krim kocok dan keju mascarpone.
Tambahan cokelat dan air kopi serta gula dalam adonan membuat
tiramisu makin wangi dan legit. Dalam perkembangannya, tiramisu tak hanya
dibuat dari biskuit savoiardi tetapi juga dari sponge cake. Akhirnya seiring
perkembangan dunia pastry yang semakin canggih membuat tampilan tiramisu mirip
dengan cake, karena itu kini tiramisu dikategorikan sebagai cake
sumber: https://desakputrii.wordpress.com/category/sejarah-cake/
http://id.openrice.com/bali/article/secuil-cerita-cake/1742
Tidak ada komentar:
Posting Komentar